H Odink Terpilih Kembali Ketua Bamus Suku Betawi 1982
Metrojabaronline.com
Jakarta,-Badan Musyawarah Suku Betawi atau yang lebih dikenal Bamus Suku Betawi’82 pimpinan haji Oding, menggelar untuk yang pertama kalinya Musyawarah Besar (MUBES) ke 1 di kawasan, Cisarua, Bogor Jawa – Barat pada Senin, 28 April 2025.
Acara yang mengusung tema “Konsolidasi Organisasi Menuju Pemajuan Betawi yang Mengglobal” ini dimaksudkan untuk memperkuat struktur organisasi dan menyongsong masa depan yang lebih inklusif. Musyawarah Besar ini juga menjadi momen penting dalam menentukan arah kepemimpinan baru Bamus Suku Betawi 1982.
Mayjen TNI (Purn) H. Eddy Nalapraya, memimpin sidang Musyawarah Besar tersebut dengan didampingi oleh Mayjen TNI (Purn) H. Nachrowi Ramli sebagai Wakil Ketua dan H. Zainudin, MH., SE sebagai Sekretaris.
Selain tiga tokoh sentral Bamus Suku Betawi 82 tersebut, hadir pula para anggota Majelis Adat dalam sidang ini antara lain seperti; Hj. Ida Wara, KH. Djaelani, Mayjen TNI Ansori Tajudin, KH. Ahmad Ya’la, H. Zamakhsyari, Dr. Hj. Ella Silviana, KH.Abdurrahman Sholeh dan H. Yubaidilah Yusuf.
Diketahui, menjelang penetapan susunan pengurus inti, pimpinan sidang sempat menskors sidang selama 15 menit. Skors ini diberikan untuk memberikan kesempatan kepada Majelis Adat untuk melakukan musyawarah secara tertutup guna menentukan tiga posisi strategis, yakni Ketua Umum, Sekretaris Umum, dan Bendahara Umum.
Setelah masa skorsing berakhir, sidang kembali dilanjutkan dan hasil musyawarah disampaikan oleh anggota Majelis Adat, Hj. Ida Wara, di hadapan seluruh peserta sidang.
Hasil musyawarah para anggota majelis adat dalam menentukan pengurus inti akhirnya mengeluarkan ketetapan dan keputusan tentang Susunan Pengurus Terpilih adalah sebagai berikut; Ketua Umum: H. Zainudin, MH., SE, Sekretaris Umum: Muhammad Ihsan, SH., MH dan Bendahara Umum: Yusuf, S.I.Kom
Dalam pernyataannya, Yusuf selaku Bendahara terpilih mengapresiasi kepercayaan yang diberikan dan menegaskan komitmennya untuk membawa tata kelola keuangan Bamus lebih transparan dan profesional.
Musyawarah Besar ini tidak hanya menetapkan kepengurusan, tetapi juga menjadi simbol konsolidasi dan persatuan untuk memperkuat identitas budaya Betawi agar lebih berdaya saing di era globalisasi.
Yus